MURATARA | DETAKNEWS — Forum Pemuda Pembaharu mengeluarkan pernyataan resmi setelah munculnya sebuah unggahan di media sosial yang dinilai menggunakan bahasa tidak pantas dan mengarah pada ujaran kebencian terhadap salah satu pimpinan daerah. Unggahan tersebut mendapat sorotan khusus dari organisasi kepemudaan tersebut.
Dalam keterangannya, Padli Noviansyah atau Gus Padli menegaskan bahwa perbuatan tersebut tidak mencerminkan adab dan etika, terutama di ruang digital yang menjadi konsumsi publik. Ia menyebut bahwa setiap warga, terlebih generasi muda, seharusnya mampu menjaga integritas dan kesantunan ketika menyampaikan pendapat.
Forum Pemuda Pembaharu juga menilai bahwa media sosial merupakan ruang terbuka yang mencerminkan karakter penggunanya. Karena itu, penggunaan kata-kata kasar maupun provokatif dinilai merusak suasana komunikasi yang harmonis di tengah masyarakat.
Gus Padli menambahkan bahwa kritik terhadap kebijakan publik maupun pejabat daerah tetap diperbolehkan dalam sistem demokrasi. Namun, ia menekankan bahwa kritik harus disampaikan secara terukur, logis, dan tetap menghormati martabat orang yang dituju.
Ajak Tokoh Pemuda, Aktivis, dan Media untuk Kolaborasi
Dalam pernyataan lanjutannya, Gus Padli mengajak tokoh pemuda, aktivis, pegiat media sosial, serta rekan-rekan media online untuk bergandeng tangan menjaga kondusivitas ruang digital di Kabupaten Muratara. Kolaborasi ini dianggap penting untuk mencegah serangan ujaran kebencian yang menyasar individu maupun publik figur melalui platform seperti Facebook, X, Instagram, dan media sosial lainnya.
“Kami mengajak semua pihak untuk bersatu menjaga Muratara dari tindakan tidak beradab dalam bermedia sosial. Ruang digital harus menjadi tempat yang edukatif, bukan arena saling menyerang,” ujarnya.
Forum Pemuda Pembaharu berharap ajakan tersebut dapat memperkuat kesadaran bersama untuk menciptakan iklim komunikasi yang positif dan beradab di Kabupaten Musi Rawas Utara. (Habi)


