MURATARA | DETAKNEWS – Terulang Kembali tingkat ketidakpuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pemilu, terlihat Ratusan warga dari Wilayah Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) aksi massa melakukan blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di Kecamatan Karang Jaya pada hari ini Sabtu (17/02/2024).
Aksi ini berakibat pemblokadean Jalinsum yang dilakukan oleh ratusan warga di depan kantor Camat Karang Jaya ini berawal dari protes warga yang meminta kotak surat suara di tiga desa di Kecamatan Karang Jaya untuk dihitung ulang khusus di Embacang Raya ( Desa Embacang , Embacang Baru, dan Embacang Baru Ilir.
Arimansa Eko Putra sebagai Koordinator Lapangan aksi ini mengatakan. “Kami menuntut agar membuka kotak suara untuk dihitung ulang, khususnya di Embacang Raya,”.
Diketahui aksi ini berawal dari dugaan perubahan hasil perolehan suara salah satu caleg.
Kami minta agar tidak boleh melakukan pleno di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebelum kotak suara dibuka dan dihitung ulang di tiga desa tersebut.
“ Kami minta buka kotak suara, dan hitung ulang, secara transparan dan terbuka, sebelum pelaksanaan pleno di tingkat PPK,” Ujarnya
Mereka mengendus aroma ada dugaan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 di wilayah Kecamatan Karang Jaya yang diduga di lakukan oleh Penyelenggara secara sistematis.
“Kami punya bukti-buktinya bahwa patut diduga ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif, ada juga dugaan penyelenggara pemilu ikut bermain,” Ungkapnya dalam aksi.
Pantauan di lapangan awalnya melakukan aksi damai, melihat tidak ada respon dari penyelenggara sehingga memanas setelah massa tersulut emosi dengan jawaban dari pihak PPK dan Panwascam Karang Jaya yang tidak bisa mereka terima.
Ahir dari kekesalan massa hingga berujung blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di depan kantor Camat Karang Jaya karena tuntutan mereka tak dipenuhi.
Hal ini mendapat tanggapan dari salah satu caleg Provinsi Holindra dari Partai buruh, saya rasa tingkat ketidak puasaan masyarakat terhadap penyelenggara itu wajar, apalagi demokrasi ini di nodain oleh oknum caleg sendiri yang memiliki uang, seperti terjadi sehari sebelum pencoblosan ada dugaan salah satu calon DPR RI yang sudah membagikan uang kepada masyarakat untuk memilihnya.
Mirisnya lagi diduga Oknum kepala desa yang melakukan pembagian uang ke masyarakat sebagai balas budi karena sudah di Umrohkan oleh salah satu Caleg DPR RI .
Saya juga caleg yang berharap suara dari masyarakat yang secara langsung tanpa ada embel-embel jasa, saya prihatin dengan ulah caleg sudah curang di pastikan akan menuai hasil kerja sebagai Koruptor nantinya, semoga Allah memberi balasan kelak di dunia dan akhirat. Harapnya. (RVN)