Palembang | detaknews —Dalam upaya melestarikan bahasa daerah, Kabupaten Musi Rawas Utara menyatakan komitmennya untuk menyukseskan pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2026 mendatang. Komitmen ini ditunjukkan dengan keikutsertaan aktif dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Revitalisasi Bahasa Daerah yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan pada 11–13 Juni 2025 di Hotel Wyndham, Palembang.
Kabupaten Musi Rawas Utara mengutus empat perwakilan dalam forum strategis ini, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Zazili, S.Sos, Kabid GTK Isman Halim, M.Pd, serta dua tenaga pendidik dan pegiat literasi daerah, Koko Triantoro, S.Pd dan Umar Darliansah, S.Pd.
Kegiatan ini bertujuan membekali calon Maestro Revitalisasi Bahasa Daerah, yang nantinya akan melatih 40 guru master di setiap kabupaten/kota. Para guru tersebut akan menularkan ilmunya kepada siswa melalui komunitas belajar di sekolah, sebagai persiapan menghadapi kompetisi FTBI yang berlangsung mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional pada tahun 2026.
Jenis lomba yang akan digelar antara lain puisi, cerpen, pidato, lawakan tunggal, dan mendongeng dalam bahasa daerah. Festival ini diharapkan menjadi ajang membina kreativitas pelajar, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.
Ketua pelaksana kegiatan, Frengky Daromes Ardesya, S.Pd., M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program nasional revitalisasi bahasa daerah.
“Dengan kolaborasi antara pusat, daerah, dan sekolah, kita ingin menjadikan pelestarian bahasa daerah sebagai gerakan nyata, bukan sekadar slogan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Musi Rawas Utara, Zazili, S.Sos, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung penuh pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu di daerahnya.
“Setelah kegiatan ini, kami akan mengumpulkan pengawas dan kepala sekolah agar mendukung terselenggaranya festival di Musi Rawas Utara. Kami optimis akan lahir siswa berprestasi hingga ke tingkat provinsi dan nasional,” tegasnya.
Sementara itu, pegiat literasi sekaligus Kepala SDN Pantai, Umar Darliansah, menyebut festival ini sebagai wadah strategis untuk menanamkan kecintaan terhadap bahasa daerah di kalangan siswa.
“Pengembangan bahasa daerah adalah bentuk cinta bakti terhadap budaya kita sendiri,” tuturnya.
Melalui partisipasi aktif dalam DKT ini, Kabupaten Musi Rawas Utara menegaskan komitmennya dalam menjaga warisan budaya sekaligus mendorong generasi muda untuk bangga berbahasa ibu—baik dalam kehidupan sehari-hari maupun karya sastra dan seni. (OTIE)